
PATI Bumi Hardcore Crew (PBHC) sudah memberikan warna baru dalam event andalannya. Band-band di bawah naungan komunitas yang berdiri sembilan tahun silam itu sukses membakar arena moshing saat Pati Youth Bastard (PYB) 5 kemarin (26/6) melalui karya-karya barunya.
Panitia menyiapkan arena itu jauh-jauh hari sebelum PYB digelar. Lokasi sudah didesain sedemikian rupa. Dengan pemberian barikade dan panggung sederhana. Tingginya sekitar 30 sentimeter. Di belakang panggung dipasang layar. Lebarnya sekitar 4×3 meter. Lampu sorot proyektor akan menembak layar berwarna putih itu setiap ada band naik panggung untuk menampilkan logo.
Di bagian depan, sudah berjajar lapak-lapak pakaian. Mulai dari kaos-kaos distro hingga merchandise. PYB kali ini diramaikan 12 band ditambah satu disjoki. Tiket yang dijual laku keras. Event kali ini seperti ajang reuni bagi PBHC. Anggota-anggotanya yang dulu kerap kumpul bersama pun turun gunung untuk meramaikan suasana.
Komunitas-komunitas lain, seperti Sunday Market Collective dari Juwana juga hadir membawa pasukannya. Mereka bergembira ria. Menikmati arus harmoni distorsi dan ketukan drum dengan tempo cepat itu. Mengapresiasi karya melalui gerakan agresif. Bertubrukan. Bedesakan. Namun tetap menjaga keakraban.

Arief Crow, sebagai penanggung jawab PYB melihat perkembangan band-band PBHC sudah naik level. Baik Tanda Tanya, Crusher, Sick For It, ataupun Onarrr bisa tampil pede membawakam karya-karya mereka sendiri. ”Audience pun menerima, bahkan banyak juga yang sing a long kok,” katanya.
Lagu-lagu andalan seperti Cartel yang baru saja dirilis Crusher, No Retreat dari Sick For It dan Pati Bumi Hardcore Crew karya dari Tanda Tanya kerap kali di-request penonton.
Tak hanya dari band, gitaris Sick For It itu juga melihat karakter audience yang berbeda jika dibandingkan PYB sebelumnya. Ia menyadari, jika melihat jumlah penonton memang tak sepadat tahun-tahun sebelumnya. ”Sedikit tapi lebih asyik. Penonton sekarang moshing dan lebih menikmati musik, gak ada battle–battle kayak jaman dulu,” imbuhnya.
Sebagai pemain band, ia merasa karakter penonton di PYB kali ini seperti lebih respect kepada band. ”Kalau jaman dulu kan rasanya kek pemain band hanya pengiring mereka adu battle,” menegaskan.